Aku pergi bukan karena jahat.
Aku pergi karena aku takut sekarat.
Sebelum separuh diriku benar-benar runtuh.
Sebelum segala impianku pun ikut memudar.
17 juni 2020 23:43
Aku pergi bukan karena jahat.
Aku pergi karena aku takut sekarat.
Sebelum separuh diriku benar-benar runtuh.
Sebelum segala impianku pun ikut memudar.
17 juni 2020 23:43
Dan untuk kedua kali aku merasa,
aku harus menjadi temanmu kembali.
Berdamai dengan keadaan yang seharusnya tidak terluka.
Kamu membuat waktu lebih panjang,
dengan topeng ramah sana - sini,
rencana liburan ini - itu.
Nampaknya aku memang harus bergelut denganmu,
hanya sebagai temanmu, bukan kekasihmu.
Seperti cahaya ditutupi awan menjadikannya mendung.
tidak ada terang dbumi. Pergi tanpa permisi.
Begitu sulit kuterima..
Sepanjang perjalanan pencarianku,
baru kali ini merasakan benar" terhianati.
Aku yang tak pernah menyangka,
parasmu begitu meyakinkan jiwaku,
sikapmu membuatku tak pernah berfikir seburuk ini langkahmu.
Paras manusia, seburuk apapun dia tetap punya hati yang tak pernah ingin dibohongi.
Betapa rentan salah satu organ ini.!
bukankah kamu juga mempunyainya.?
Lantas bagaimana jika kamu merasakannya.?
Aku yakin tidak terbersit sedikitpun harapan itu.
Aku tidak pernah menyangka semua menjadi serumit ini.
Aku tidak pernah berpikir ini akan terjadi.
Semua kau lakukan seolah aku orang bodoh yang tak akan pernah merasa sakit.
tak pernah punya perasaan untuk dihargai.
Ketika kata sudah tak jadi bukti untuk sebuah pembenaran, maka perlakuan akan jadi saksi untuk mengembalikan kepercayaan.
Aku pernah ingin menyerah dengan keadaan ini.
Seperti semuanya telah tak bisa kuperbaiki.
Aku merasa benar-benar terpojok saat ini,
tapi bukan karena dipojokan.
Situasi membuat otakku tak berjalan sehat,
tak bisa berfikir jernih tentang kisah ini.
Aku bertanya bukan untuk menuntutmu,
aku hanya ingin semuanya terselesaikan sedikit demi sedikit.
Tapi semua terasa seperti aku memaksamu untuk bersamaku, jika memang tidak bisa, tolong jangan seperti ini.
Jangan membuat perjalanan ini seolah berliku begitu parah,
jangan membuat kita saling merasa terbebani, bukan itu inginku, bukan.!
Kesabaranku bukan untuk selalu menopang egomu,
bukan untuk kau bandingkan dengan pikiranmu, Tidak akan sama.
Aku tau, aku sadar..
Aku bukan orang yang begitu kau inginkan,
Tapi tidak dengan cara kau merendahkanku,
Kau bandingkan aku dengan mereka.
Berjalanlah dengan semestinya,
dengan rasa yang saling menerima.
Aku tidak ingin kau sanjung terlalu tinggi.
Aku tidak ingin terlalu kau banggakan seperti ekspektasimu.
Realitanya aku bukan cita-cita dalam otakmu.
Jika kamu mampu,
mengorbankan nyawamu demi nadiku.
Maka aku mampu mengorbankan waktumu,
Demi kebahagiaanku.
Jika kamu mampu,
Memberikan duniamu demi nafasku.
Maka aku bisa mempunyai duniaku,
Diatas kesusahanmu.
Dua kaki penuh perjuangan
Dua tangan penuh kelembutan
Satu jiwa penuh semangat
Satu hati banyak harapan
Beribu doa penuh kemurahan
Banyak bentakan yang tak terelakan
Banyak harapan tak terwujudkan
Realita hidupmu yang pilu.
Bersabarlah..
Mereka paham,hanya saja tidak sadar.
Bersabarlah..
Mereka mengerti,namun acuh melakukannya.
Telah mendarah daging
Tidak akan pernah lepas dari manusia
Membenarkan ego sendiri
Melupakan kesalahan diri.
Perihal membenarkan atau menyalahkan
Manusia memang paling pintar,
Padahal semua hanya grafik duniawi
Seperti detak jantung yang tergambar dalam monitor saat kau terbujur kaku dan penuh harap.
Ketika semua kebenaran sudah tak berarti dimata manusia,
Maka apa yang akan kau gunakan untuk menjalani hidup.?
Kesalahanpun takkan pernah pergi,dia akan datang
Terus - menerus melekat dalam langkah hidupmu.
Lalu bagaimana kau mengimbangi keduannya.?
Tanpa melimpahkan kepada manusia lainnya,
Kurasa kau takkan sanggup.
Lalu mengapa kau merasa paling kuat.?
mengapa kau merasa paling benar.?
Tuhan telah menciptakan jalan kebaikan,
Ikutilah dengan baik.
Dia tidak pernah tidur.
Dia tidak suka ketidakadilan yang ada didunia ini
Tapi dia menciptakannya.
Dia juga tidak terlalu sering diingat,tapi dia tetap menghidupimu.
Aku ucapkan terimakasih padamu
Kau adalah object kebahagiaanku
Suka atau tidak suka
Senang atau tidak senang
Bahagia atau sedih
Semua telah terjadi,
Selamat meratapi hidupmu.
Silahkan..
Aku tidak akan menyentuhmu.
Aku tidak akan merusakmu.
Aku tidak akan memaksamu.
Agar ketika kau menemukan bahagiamu
Hatimu masih utuh,
Ragamu tak rusak,
Jiwamu pantang menyerah,
Berikanlah semua pada hati yang kau setujui.
seperti aku menyetujui diriku
Bahwa kamu adalah bahagiaku.
Aku tidak akan mempermasalahkan sesuatu begitu berambisi,
Aku hanya ingin menjadi benar seperti yang terlihat dan terasa kebanyakan hati.
Kan kubiarkan tangisan kecil sebagai pelengkap
Agar kau mau memelukku.
Menangislah sekeras - kerasnya
Berteriaklah semampumu
Kita senang mendengar suaramu.
Berbaringlah dikulit lembut yang telah menopangmu.
Peluklah..
Akan ada kehangatan dalam hatimu
akan ada ketenangan dalam jiwamu
karena hatimu dan hatinya telah menyatu.
Air mata dan segala keluhan adalah
Bukti ketulusannya.
Pundak dan kakinya adalah
Bukti keihklasannya.
Selamat datang penyejuk
Selamat datang penenang
Selamat datang buah hatiku.
Kuperkenalkan padamu,inilah dunia.
Tempat kelak kau berpijak
Tempat kelak kau mengenal bahagia dan air mata
Tempat kelak kau mengadu pundakmu,setelahku.
Jadilah manusia bermanfaat
Jadilah manusia baik
Jadilah manusia rendah diri
Karena langit tidak akan menopangmu
Ketika kau ingin berpijak diatasnya
Bumi pun tidak akan mengangkatmu
Ketika kau ingin meninggikan dirimu.
Akulah arahmu ketika kau keliru
Dialah pelukmu ketika kau gelisah
Agar kami bangga dengan perjalananmu.
Sisi apapun dirimu.?
Jadikan kami tempatmu pulang.
Terimakasih tuhan untuk pelengkap hidup yang begitu sempurna.
Kami akan menjaganya dalam setiap terang dan gelapnya.
Selamat datang dipersinggahanmu.
Aku mohon padamu mengertilah
Atas keadaan ini,jangan paksa aku untuk menyeretmu hingga membuatmu tak nyaman, disini..aku tidak ingin hatimu terluka.
Jadikanlah lantai ini tempatmu pulang
Jadikanlah tempat tidur ini,tempatmu terlelap saat kau benar" lelah.
Jagalah hatinya agar kuat
Jagalah pikirannya agar tenang
Jagalah raganya agar tetap berdiri tegak
Aku tidak mampu menjaganya setiap detik
Aku tidak mampu memandangnya setiap waktu
Aku tidak mampu memeluknya setiap saat
Aku tidak mampu menggenggamnya,
Untuk dijadikan pegangan terkuatnya.
Tidak ada yang bisa kupilih
Antara kamu dan dia
Tidak ada pilihan dalam otakku
Hatiku sulit berunding untuk hal ini.
Aku ingin memandang kalian tanpa cemas
Aku ingin melihat tanganmu menggenggam tangannya,bersamaan dengan waktu yang kuharap membahagiakan.
Dulu tak pernah terpikir akan sesulit ini,
Akan serumit menyatukan hatimu dengan pendapatku.menyatukan pikiranku dengan harapannya.
Maafkan aku..
Untuk mimpi besarmu yang tak terwujud
Untuk rencana yang telah kukelirukan.
Apalah arti merah putih
Yang kau kibarkan setinggi langit.
Rasanya untuk saat ini
Sudah tak bermakna lagi.???
Warna yang begitu hebat
Dimata para pejuang
Lambang yang begitu dihormati
Oleh pejabat tertinggi
Kini telah diinjak oleh bangsamu sendiri
Maknamu seolah sudah tak berarti lagi
Sumpah yang kau tanamkan dalam kain kebanggan
semua musnah oleh para penjilat berdasi.
Perbedaan yang seharusnya dihargai
Demokrasi yang seharusnya dimiliki
Lumpuh oleh hukum yang penuh keegoisan
Habis oleh jumlah rupiah tak seberapa.
Jangan saling mencari kesalahan
Hanya untuk menyudutkan
Jangan membanggakan kebaikan
Bila akhirnya lupa daratan
Kemanapun kamu melangkah
Akan selalu ada titik yang tidak kamu sukai
Kamanapun kamu pergi
Akan selalu ada jalan yang rusak
Itulah kenapa aku menyimpan
Salahmu,
Rusakmu,
Kurangmu,
Ketidaksukaanku,
Bahkan tangismu karenaku
Jika kuceritakan kepada dunia
Tentang semua ini,aku yakin dia tertawa keras.
Tapi aku..memilih menyimpannya
Untukku sendiri.
Biarlah menjadi ingatan usang
Dalam hati dan otakku.
Biarlah menjadi tulisan berdebu
Dalam buku harianku.
Sesekali kau akan butuh
Hanya untuk sedikit tertawa,mengenangnya.