Minggu, 26 Juli 2020

Malam

Aku duduk terdiam didepan teras rumah
Dingin. ya, udara malam ini begitu dingin. Angin menyapa tanpa berkompromi.
Hai. Kamu apa kabar.? aku sedang duduk -duduk didepan teras rumah, apa yang sedang kau lakukan sekarang.? Apa sama denganku.? Memikirkanmu.?

Kepalaku penuh dengan namamu saat ini. aku rindu. Ya, aku merindukanmu setiap malam seperti ini. Sini, sesekali duduklah disampingku.? Mau.? untuk kita merasakan begitu dinginnya hari ini. Kau boleh memeluku. Aku tidak keberatan. DiSebelah kiri dadaku, lengkap dengan detak jantungnya. Aku yakin itu akan jadi tempat ternyaman bagi pipi,mata dan telinga kananmu.

Angin.
Aku pernah beberapa kali mengalah demi perasaanku padanya, lalu mengapa dia merasa menang.? Bukan. Bukan begitu maksudku. Atau apakah kau bisa menolongku.? Tolong sampaikan padanya. Aku mengalah bukan untuk membuat dia menang. Aku mengalah hanya ingin membuat dia sadar, bahwa tidak ada perasaan yang tulus mencintainya selainku.

Gelap.
Aku tidak menginginkanmu hadir setiap hari, apalagi kau datang dengan angin dan udara dingin seperti saat ini. Aku benci kalian, aku benci karena kalian datang bergerombol bersama dengan namanya. Aku seolah kalian paksa harus merindukannya. Tolonglah, Aku terpenjara ini. merindukan dia yang sudah tidak ingin bersamaku.

Pergi kemana kamu.? Berlari atau berjalan.? Aku tidak yakin kau sudah 1000km atau 30.000km. aku yakin kau masih disitu, ditempat yang sama saat gerak pipi kananmu bertumpu didada kiri ku. Saat tangan kanan dan kirimu melingkar dipinggangku. Saat ubun - ubun menjadi bukti, bahwa kau begitu hebat. Sampai bibirku ingin terus mengecupnya.

Ayo sini.? Jangan diam saja disitu.

Tidak ada komentar: